Pakai Sepatu Gym untuk Lari? Ini Penjelasan Buat Kamu yang Baru Mulai

by Justin Sutanto
0 comments
Pakai sepatu gym untuk lari

“Sepatu sudah ada, kenapa harus beli lagi?”

Kalau kamu baru mulai rajin jogging atau mencoba konsisten lari, pikiran seperti ini wajar banget muncul. Apalagi kalau kamu udah punya sepatu gym di rumah yang masih bagus, empuk, desainnya sporty, dan rasanya udah cukup enak dipakai.

Buat sebagian besar orang, lari itu olahraga paling simpel dan murah. Tinggal keluar rumah, pakai sepatu yang ada, langsung lari. Nggak perlu alat berat atau membership mahal.

Jadi ketika mulai muncul saran atau konten yang bilang, “Kalau mau lari, pakai sepatu lari ya!”, mungkin kamu langsung mikir:

“Emang kenapa sih? Emang sepatu gym nggak cukup?”

Atau yang lebih jujur lagi:

“Ngapain buang duit lagi kalau fungsinya kurang lebih sama?”

Nah, artikel ini akan membahas kenapa pakai sepatu gym untuk lari sebenarnya bukan pilihan ideal, serta potensi risiko yang bisa muncul kalau kamu tetap ngotot pakai sepatu yang salah buat lari.

Kelihatannya Mirip, Tapi Fungsinya Beda

Sekilas, sepatu gym dan sepatu lari memang terlihat mirip. Sama-sama sporty, punya sol tebal, dan biasanya sama-sama ringan. Tapi kalau dilihat dari desain dan fungsinya, keduanya beda jauh.

  • Sepatu lari
    Dirancang khusus untuk gerakan maju (forward motion). Biasanya dilengkapi bantalan (cushioning) di bagian tumit dan telapak untuk menyerap benturan saat kaki menghantam tanah. Fleksibilitasnya juga disesuaikan agar gerakan langkah terasa lebih efisien dan nyaman.
  • Sepatu gym
    Dibuat untuk latihan dengan gerakan beragam, seperti lompat, squat, lunge, atau gerakan ke samping. Fokus utamanya adalah stabilitas dan grip di berbagai arah. Karena bukan untuk gerakan repetitif ke depan, sepatu gym biasanya lebih datar dan kaku dibanding sepatu lari.

Jadi, walaupun tampilannya mirip, fungsinya nggak bisa disamakan—terutama kalau kamu berniat pakai sepatu gym untuk lari secara rutin.

Apa yang Terjadi Kalau Kamu Lari Pakai Sepatu Gym?

Kalau kamu cuma lari ringan sesekali, misalnya 10 menit di treadmill, mungkin belum terasa efeknya. Tapi kalau durasinya makin panjang atau kamu mulai lari lebih sering, efek dari salah pilih sepatu akan mulai terasa.

Beberapa risiko yang umum terjadi:

  • Kurang bantalan → kaki cepat lelah
    Sepatu gym nggak dirancang untuk menyerap benturan berulang saat kaki mendarat. Akibatnya, telapak, tumit, bahkan lutut bisa cepat terasa pegal atau nyeri.
  • Sol tidak mendukung gerakan maju → rentan cedera
    Karena bentuknya yang lebih kaku dan datar, sepatu gym nggak memberi transisi langkah yang mulus saat lari. Ini bikin sendi dan otot kerja lebih keras, dan risiko cedera pun meningkat.
  • Tidak cocok untuk jarak jauh → performa menurun
    Kalau kamu lari jarak 2–3 km ke atas, apalagi di luar ruangan, sepatu gym bisa bikin langkah terasa berat. Akhirnya kamu cepat capek, dan semangat buat lari pun jadi kendor.

Apakah Tetap Aman untuk Lari Ringan atau Sesekali?

Jawabannya: bisa saja, asal kamu tahu batasnya dan nggak menjadikannya kebiasaan jangka panjang.

Banyak pelari pemula yang merasa lari itu nggak nyaman—padahal masalahnya bukan di olahraganya, tapi karena pakai sepatu gym untuk lari tanpa tahu risikonya.

Baca juga: Lari di Treadmill vs Lari di Luar: Ini Bedanya & Mana yang Lebih Cocok

Kapan Sepatu Gym Masih Boleh Dipakai untuk Lari?

Kalau kamu masih di tahap coba-coba atau belum yakin bakal rutin lari, sepatu gym masih bisa ditoleransi dalam kondisi tertentu:

  • Lari di atas treadmill
  • Jarak pendek (di bawah 2 km)
  • Frekuensi jarang (1–2 kali seminggu)
  • Sebagai transisi sebelum beli sepatu lari khusus

Tapi kalau kamu mulai menikmati lari dan ingin menjadikannya rutinitas, sebaiknya jangan terlalu lama pakai sepatu gym untuk lari. Badan kamu bakal berterima kasih kalau kamu upgrade ke sepatu lari yang memang didesain untuk itu.

Baca juga: 7 Merk Sepatu yang Bagus untuk Lari dan Populer di Indonesia

Penutup: Jangan Tunggu Cedera Baru Ganti Sepatu

Sepatu gym dan sepatu lari punya fungsi yang berbeda.

Yang satu dirancang untuk latihan kekuatan dan gerakan multi-arah, sementara yang satu lagi memang difokuskan untuk mendukung gerakan maju yang berulang saat berlari.

Jadi kalau kamu mulai serius dengan rutinitas lari, jangan remehkan urusan sepatu. Pilihan sepatu yang tepat bukan cuma soal kenyamanan, tapi juga soal menjaga tubuh tetap sehat dan semangat tetap konsisten.

Jangan tunggu kaki mulai sakit, lutut nyeri, atau motivasi lari hilang dulu baru ganti sepatu.
Mulai dari langkah kecil, tapi pilih sepatu yang benar—badan kamu akan berterima kasih nanti.

You may also like

Leave a Comment