Masih banyak yang percaya bahwa latihan beban hanya cocok untuk laki-laki. Padahal, ini hanyalah salah satu dari banyak mitos latihan beban untuk perempuan yang tak berdasar. Latihan beban justru membawa banyak manfaat untuk tubuh perempuan—mulai dari membentuk postur ideal, meningkatkan kekuatan otot, hingga menjaga metabolisme tetap optimal.
Artikel ini akan membongkar 5 mitos latihan beban untuk perempuan yang paling umum, lengkap dengan fakta ilmiah yang bisa membantumu berlatih dengan lebih percaya diri dan terarah.
Mitos: Latihan Beban Bikin Tubuh Perempuan Jadi Kekar Seperti Laki-Laki
Ini adalah salah satu kekhawatiran paling umum. Banyak perempuan takut mengangkat beban berat karena khawatir tubuh mereka akan terlihat maskulin atau terlalu berotot seperti laki-laki. Padahal, secara biologis tubuh perempuan hanya memproduksi sekitar sepersepuluh dari kadar hormon testosteron yang dimiliki laki-laki—hormon yang sangat berperan dalam pembentukan otot besar.
Tanpa bantuan hormon sintetis atau program latihan ekstrem, sangat kecil kemungkinan perempuan akan menjadi kekar. Justru sebaliknya, latihan beban dapat membantu perempuan membentuk tubuh yang lebih ramping, kencang, dan proporsional.
Baca juga: Ketakutan Perempuan Terhadap Latihan Beban: Fakta & Cara Mengatasinya
Mitos: Kalau Mau Langsing, Cukup Kardio Aja!
Selain soal “tubuh jadi kekar”, banyak juga yang masih percaya bahwa latihan kardio saja sudah cukup untuk mendapatkan tubuh langsing.
Kardio memang efektif membakar kalori, tetapi bukan satu-satunya solusi untuk menurunkan berat badan atau membentuk tubuh. Banyak orang mengira bahwa jogging, bersepeda, atau latihan aerobik sudah cukup, dan latihan beban hanya membuat tubuh besar.
Faktanya, latihan beban meningkatkan massa otot, dan semakin banyak otot yang kamu miliki, semakin tinggi pula jumlah kalori yang dibakar tubuh, bahkan saat sedang beristirahat. Inilah yang disebut efek afterburn atau peningkatan metabolisme basal.
Jadi, jika tujuanmu adalah tubuh langsing dan sehat, kombinasi antara latihan beban dan kardio akan memberikan hasil yang jauh lebih optimal.
Mitos: Latihan Beban Bisa Mengecilkan Lemak di Area Tertentu
Banyak perempuan percaya bahwa melakukan latihan tertentu bisa mengecilkan bagian tubuh tertentu—misalnya sit-up untuk perut rata atau squat untuk paha kecil. Ini adalah mitos yang dikenal dengan istilah spot reduction.
Sayangnya, tubuh tidak bekerja seperti itu. Lemak dibakar secara menyeluruh, bukan hanya di area yang dilatih. Jadi, melakukan puluhan sit-up belum tentu membuat lemak perut hilang jika kamu tidak dalam kondisi defisit kalori.
Yang benar, latihan beban memang dapat menguatkan dan membentuk otot di area tertentu, tetapi untuk menurunkan lemak di bagian tubuh manapun, kamu tetap perlu mengatur pola makan dan mengelola kalori secara keseluruhan.
Mitos: Kalau Lagi Menstruasi, Harus Stop Angkat Beban Total
Mitos ini juga sering jadi dilema perempuan. Menstruasi sering dianggap sebagai waktu untuk sepenuhnya berhenti dari aktivitas fisik, terutama angkat beban. Padahal, bagi sebagian besar perempuan, latihan ringan hingga sedang saat menstruasi justru dapat membantu mengurangi gejala seperti kram, kelelahan, atau mood swing.
Selama tidak ada kondisi medis tertentu seperti dismenore berat atau endometriosis yang sedang kambuh, latihan beban masih bisa dilakukan dengan menyesuaikan intensitas.
Mendengarkan tubuh tetap penting—jika merasa kuat, kamu tetap bisa berlatih; jika tubuh lemas, istirahat juga tidak apa-apa. Intinya, menstruasi bukan larangan total untuk tetap aktif.
Mitos: Kalau Berhenti Latihan, Otot Akan Berubah Jadi Lemak
Ini adalah salah satu mitos latihan beban untuk perempuan yang paling membingungkan dan cukup membuat takut.
Sebenarnya, otot dan lemak adalah dua jaringan tubuh yang berbeda secara biologis. Otot tidak bisa “berubah” menjadi lemak, dan lemak juga tidak bisa berubah menjadi otot.
Namun, yang sering terjadi adalah: ketika seseorang berhenti latihan, massa ototnya menyusut karena tidak lagi digunakan secara aktif. Pada saat yang sama, jika pola makan tetap tinggi kalori, tubuh akan menyimpan kelebihan energi sebagai lemak.
Inilah yang membuat tubuh terlihat “melebar”—bukan karena otot berubah menjadi lemak, tapi karena otot berkurang dan lemak bertambah.
Kesimpulan
Latihan beban bukan hanya aman untuk perempuan—tapi juga sangat penting. Selain membentuk tubuh ideal, latihan ini juga menjaga kekuatan otot, meningkatkan metabolisme, dan mencegah masalah kesehatan seperti osteoporosis.
Sayangnya, masih banyak perempuan yang terhambat oleh mitos latihan beban untuk perempuan yang tidak berdasar. Dengan mengetahui fakta-fakta ilmiah di baliknya, kamu bisa melangkah lebih percaya diri dan merancang program latihan yang benar-benar efektif.
Ingat, tubuh kuat dan sehat bukan hanya untuk laki-laki—perempuan juga bisa (dan seharusnya) memilikinya. Mulailah dari yang sederhana, cari panduan yang tepat, dan jangan ragu untuk bertanya. Latihan beban bisa jadi langkah awal menuju versi terbaik dari dirimu.