Tahukah kamu bahwa atletik adalah salah satu cabang olahraga tertua di dunia? Ya, manusia sudah menemukan olahraga atletik sejak belasan abad lalu. Atletik pun banyak diminati berbagai kalangan. Yuk, pelajari asal usul dari atletik itu sendiri, cabang olahraga, serta perbedaan atletik zaman dahulu dan versi modernnya di sini.
Asal Usul Atletik dan Sejarah Olahraganya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), atletik merupakan suatu cabang olahraga yang terdiri atas nomor-nomor jalan, lari, lempar, dan lompat. Mayoritas cabang atletik diselenggarakan di luar ruangan.
Para atlet dituntut mempunyai ketangkasan fisik, kecepatan, dan kekuatan stamina yang cukup supaya dapat mengikuti ajang perlombaan. Kesederhanaan gerakan atletik menjelaskan mengapa olahraga ini telah ada sejak manusia bertumbuh dan berevolusi.
A. Warisan Peradaban Kuno
Ada banyak pandangan tentang asal usul atletik dalam sejarah olahraga. Peradaban Mesir dan Asia diyakini sudah mempopulerkan olahraga ini berabad-abad lampau sebelum era Kristen.
Sekitar tahun 1829 SM, Festival Lughnasadh memiliki Tailteann Games yang melibatkan aktivitas olahraga atletik. Kemudian, pada abad ke-6 SM Iccus dan Herodicus, dua sosok berkebangsaan Yunani, mempopulerkan olahraga ini.
Penyelenggaraan Olimpiade Kuno atau The Ancient Olympic Games pada 776 SM menandai perlombaan atletik. Ketika itu, Olimpiade Kuno hanya boleh diikuti kaum laki-laki, baik atlet maupun para penonton.
Kemudian, olahraga atletik tumbuh berkembang di Inggris. Sejarah mencatat, atletik di Inggris pertama kali terekam pada 1154 ketika pendirian sarana olahraga pertama di London. Meski sempat dilarang oleh Edward III tahun 1300-an, atletik kembali hidup satu abad kemudian berkat peran Henry VIII yang dikenal sebagai pelontar martil andal.
Pada tahun 1800-an perkembangan atletik di banyak negara terlihat jelas seiring kemunculan klub-klub olahraga. Tahun 1896 jadi tonggak sejarah olahraga modern berkat Olimpiade modern pertama.
Atletik benar-benar mendunia karena diperlombakan untuk atlet internasional. Pengakuan dunia atas olahraga ini menguat setelah pendirian organisasi induk olahraga Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF) di Stockholm, Swedia pada 1912.
B. Bagaimana Atletik Masuk ke Indonesia
Belanda memasukkan atletik dalam kurikulum pendidikan di sekolah dan militer di Hindia Belanda dalam rangka pembinaan kebugaran jasmani. Pengenalan atletik menjadi kelengkapan pendidikan, bukan untuk mengembangkan prestasi.
Organisasi atletik Nederlands Indische Athletiek Unie (NIAU) atau Perserikatan Atletik Hindia Belanda pun berdiri tahun 1917 untuk menaungi klub-klub atletik yang telah ada di kota-kota besar Pulau Jawa.
Setelah kemerdekaan, atletik menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam PON I tahun 1948 di Solo. Keseriusan penyelenggaraan atletik di Indonesia ditunjukkan melalui kelahiran perkumpulan atletik pertama, yaitu Persatuan Atletik Seluruh Indonesia atau PASI pada 3 September 1950 di Semarang.
Beberapa Cabang Olahraga Atletik
Atletik memiliki beberapa cabang atau nomor yang kerap diperlombakan, seperti dijelaskan berikut ini.
A. Jalan Cepat
Umum diselenggarakan di jalan raya atau lintasan lari, panjang lintasannya berjarak 3.000 meter sampai 100 kilometer. Berbeda dengan lari, jalan cepat mengharuskan satu kaki atlet menapak di tanah, sedangkan kaki yang dijalankan ke depan wajib diluruskan sejak menyentuh tanah pertama kali.
B. Berlari
Atlet lari dikenal dengan kecepatan dan pernapasan yang kuat. Cabang atletik paling favorit ini mempunyai beberapa nomor perlombaan.
C. Lari Jarak Jauh
Jarak yang ditempuh biasanya 5.000 meter dan 10.000 meter sehingga menguji ketahanan tubuh, kestabilan, dan kecepatan atlet.
D. Lari Jarak Menengah
Menempuh jarak 800 meter, 1.500 meter, dan 3.000 meter, cabang ini menuntut stamina, kecepatan, dan kemampuan pernapasan ekstra.
E. Lari Jarak Pendek
Lintasan tempuhnya berjarak 100 meter, 200 meter, dan 400 meter. Pelari jarak pendek harus mampu berlari sprint alias secepat kilat untuk menjadi pemenang.
F. Lari Estafet
Nomor kompetisi beregu ini diikuti oleh beberapa pelari yang berlari secara bersambung atau bergantian menuju garis akhir.
G. Lari Gawang
Gawang setinggi 1,067 meter menjadi rintangan yang harus dilewati pelari sambil mengandalkan kecepatan, ketepatan, dan ketangkasan.
H. Lari Jalanan
Biasanya dilakukan di jalanan terbuka dan diakhiri di lintasan, seperti nomor lari 5 km, 10 km, half marathon, dan full marathon.
Melempar
Cabang ini juga mempunyai beberapa nomor yang dibedakan oleh pemakaian alat khusus sehingga menuntut keterampilan dan kekuatan otot tangan berbeda pula dari para atletnya.
A. Lempar Cakram
Atlet memakai benda lemparan berupa kayu yang berbentuk bundar dan pipih.
B. Lempar Lembing
Sebuah alat menyerupai tombak yang disebut lembing harus dilemparkan atlet sampai berhasil mencapai jarak tertentu.
C. Lempar Martil
Sesuai namanya, nomor ini memakai martil atau palu sebagai benda lemparan.
D. Tolak Peluru
Benda lemparan berupa bola besi atau semen yang dibuat mirip peluru.
Melompat
Nomor atletik berikut memerlukan kekuatan otot kaki, kecepatan, dan keseimbangan.
A. Lompat Jangkit
Atlet melompat tiga kali atau triple jump, terdiri atas gerakan hop, step, dan jump.
B. Lompat Jauh
Atlet harus melompat dengan jarak sejauh mungkin.
C. Lompat Galah
Melompat setinggi-tingginya dengan bantuan tongkat adalah cara bermain lompat galah.
D. Lompat Tinggi
Melompat ke atas dengan tujuan mencapai titik setinggi-tingginya tanpa alat apa pun jadi ciri khas olahraga lompat tinggi.
Nomor Ganda atau Kombinasi
Meliputi beberapa nomor atletik yang diperlombakan, misalnya trilomba/triathlon, pancalomba/pentathlon, saptalomba/heptathlon, dan dasalomba/decathlon.
Perbedaan Olahraga Atletik Zaman Dahulu dan Versi Modern
Bagaimana atletik dijalankan pada masa Yunani Kuno dan versi modern?
A. Atletik Era Yunani Kuno

Pada masa Yunani Kuno, atletik dipandang sebagai induk cabang olahraga karena gerakannya mencerminkan kehidupan manusia. Ketika itu orang berburu makanan, mempertahankan diri, dan mengembangkan hidupnya dengan berjalan, berlari, melompat, dan melempar.
Namun, penyelenggaraan cabang atletik di Olimpiade Kuno hanya boleh diikuti laki-laki saja. Nomor yang dipertandingkan pun hanya lompat jauh, lempar lembing, lempar cakram, dan lari.
Selain itu. laki-laki yang bertanding harus berbicara bahasa Yunani dan merupakan individu bebas alias bukan budak.
Uniknya, para laki-laki yang bertanding tidak boleh mengenakan pakaian sebab cuaca di Yunani saat itu cukup panas. Langkah ini juga dipandang sebagai bentuk apresiasi atas bentuk tubuh manusia.
B. Atletik Era Modern

Perkembangan atletik sebagai olahraga modern berawal dari masyarakat Eropa di awal abad ke-19. Perkumpulan atletik menyelenggarakan berbagai perlombaan dengan batasan tertentu dari panitia penyelenggara.
Contoh, lari jarak 400 meter harus ditempuh 60 detik. Tentu perbedaan aturan dan standar ini mempersulit penyelenggaraan lomba atletik.
Keberadaan IAAF sebagai organisasi induk atletik internasional bertujuan membuat standar lomba atletik. Di mana pun lomba atletik dilakukan, baik ajang nasional maupun internasional, peraturan standar berlaku sehingga menciptakan kompetisi yang sehat, objektif, dan terukur.
Selain itu, lomba atletik terbuka bagi siapa saja, laki-laki maupun perempuan, dan dari berbagai kalangan usia. Atletik bukan lagi olahraga eksklusif yang hanya dapat dimainkan segelintir kelompok. Siapa pun bisa menorehkan prestasi dan berkompetisi hingga tingkat dunia sepanjang mampu memenuhi persyaratan dan kualifikasi yang telah ditetapkan.
Demikian asal usul atletik yang perlu kamu ketahui. Olahraga ini terbilang “murah meriah” dan dapat dijangkau semua orang, serta bisa dilakukan di mana saja. Jadi, apakah kamu berminat menekuni olahraga atletik?